Akhir-akhir ini, kalimat"jangan bawa-bawa agama" menjadi sesuatu yang lazim kita dengar. Lazim bagi sebagian orang namun terasa janggal bagi sebagian yang lain. Saya termasuk yg kedua. Karena kenyataannya, Berapa kalipun mendengarnya saya tetap merasa asing. Serasa ada yang salah. Ada yang janggal.
Saya Muslim. Meski masih sangat jauh untuk bisa dibilang sebagai muslim yang baik, tapi saya percaya sepenuhnya pada nilai-nilai Islam. Saya mencintai agama saya. Bagi saya Islam adalah kebenaran Mutlak. Tak bisa ditawar-tawar.
Islam menyentuh banyak aspek. jika kita menelaah isi Qur'an, menyimak hadits-hadits, mendengarkan kajian-kajian Islam. Maka kita akan menemukan bagaimana nilai-nilai Islam bisa dilekatkan pada hampir semua perkara, mulai dari soal makanan, berpakaian, bekerja, berdagang, hingga soal tidur pun ada tuntunannya. Ga percaya?! niy hadits sehubungan dengan tidur :
 |
Artinya :“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Dari ayat di atas bisa ditarik kesimpulan betapa sesungguhnya beribadah itu merupakan Fitrahnya kita. Tujuan utama penciptaan kita. Semisal alat, jika tidak bekerja sesuai tujuan penciptaannya, maka bisa dikatakan alat tersebut cacat. Produk Gagal. Begitupun manusia, bukan?
Ayat diatas Konkret. Islam menyentuh setiap aspek Kehidupan. Segala sesuatu bisa bernilai ibadah dalam Islam. Semakin banyak elemen-elemen dalam hidup kita yang merujuk dan bersandar pada Qur'an dan Hadits, maka ia bernilai ibadah. Dan segala sesuatu yang bernilai ibadah maka akan semakin mendekatkan diri pada Fitrah penciptaan kita, yaitu beribadah kepadaNYA.
Tapi bagaimana kita menjadikan aktifitas keseharian sebagai ibadah jika disisi lain, dalam hal-hal yang entah bagaimana syarat pastinya, kita tidak boleh membawa-bawa agama?
Plis sambodi telmi wae? ...
Nb: Agama yang saya maksud disini dalam hal ini tentunya agama Islam sebagai agama saya
Nb lagi: bukan maksud sok loh ya. ini sekedar pemahaman saya
